Senin, 13 Desember 2010

Delapan Hari Bersama Arema Pemusatan Latihan Di Bali (1)



Suasana Pantai Kuta, Bali masih belum begitu ramai, saat waktu menunjukkan pukul 09.30 WITA, hari Rabu (8/12) lalu. Baik wisatan lokal maupun asing, tak banyak memadati pantai yang terkenal seantero jagad itu. Kebetulan hari itu, ada perayaaan Galungan yang adalah hari raya umat Budha di Bali. Suasana jalanan pun tampak sepi, lantaran warga setempat tengah sembayang.
Hari itu adalah hari kelima Arema di Pulau Dewata untuk menempa diri dalam program pemusatan latihan, sejak Sabtu (4/12) lalu. Pagi, Pierre Njanka kembali digenjot latihan fisik yang cukup menguras tenaga. Para pemain pun menyelesaikan menu latihan dari Managercoach Miroslav Janu dengan baik. Dalam durasi waktu latihan fisik selama satu jam itu, pemain berlatih keras.
Mereka seolah-olah lupa, hari itu tepat tiga bulan, gaji mereka masih 'dihutang' manajemen Arema. Yaitu untuk gaji bulan September, Oktober dan November yang masih belum dibayar. Manajemen baru sekali melakukan pembayaran gaji pemain untuk bulan Agustus, pada pertengahan bulan November lalu. Tak hanya pemain, pelatih pun juga belum menerima hak mereka.
Begitu latihan usai, baru pemain dan pelatih menyadari, mereka tengah menunggu kiriman gaji. Paling tidak untuk pembayaran satu kali gaji, mereka sangat mengharapkan itu. Maklum, namanya kerja keras, mereka sangat berharap bisa menikmati hasilnya. Apalagi saat berada di Bali, pemain berusaha untuk mendapatkan oleh-oleh untuk keluarga mereka.
Miro yang sebenarnya merangkap pelatih dan manajer tim Arema pun tak bisa berbuat banyak mendapati keluhan pemainnya seputar gaji ini. Dan itu bukan pertama kalinya, karena hampir setiap hari, selama di Bali, pembicaraan pemain dan official tim Arema, tak lepas dari urusan gaji. Apalagi, hingga Jumat (10/12) lalu, sesuai dengan janji manajemen, gaji itu tak kunjung ada wujudnya.
Sabar dan sabar, hanya itu yang sepertinya bisa dilakukan pemain. Mereka juga tak punya daya dan upaya untuk menekan manajemen Arema. Pemain juga menyadari, manajemen sudah berusaha memenuhi hak pemain, namun memang belum ada alokasi angaran untuk gaji ini. Satu-satunya sponsor yang ditunggu kini adalah Axis yang kabarnya siap membayar Rp 1 miliar.
Rasan-rasan soal gaji terus berlanjut, mulai dari pantai, di lapangan, meja makan hingga di kamar masing-masing pemain. Persoalan gaji memang menjadi pokok bahasan yang tak pernah habisnya, yang disadari atau tidak sebenarnya telah memecah konsentrasi tim ini. Apalagi di akhir pemusatan latihan, ada pemain yang harus menunggu kiriman uang dari istrinya untuk mendapatkan oleh-oleh.
Lebih ekstrim lagi, ada official tim Arema yang sebenarnya malas untuk pulang, lantaran tak membawa uang gaji. Tapi apa mau dikata, kenyataannya, tak ada pembayaran gaji. Urusan gaji ini benar-benar membuat kepastian Arema tampil di Liga Champions Asia 2011 bukan sesuatu yang menarik untuk dibahas. Termasuk untuk menikmati indahnya Bali dengan segala pernak-perniknya bukan menjadi prioritas. Apa pun program Arema, termasuk rencana uji coba, selalu dikaitkan dengan uang untuk pemasukan pemain. (bersambung)


(sumber : Malang Pos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar