Jika anda berbicara dengan orang lain, janganlah anda sekali-kali membicarakan sesuatu yang antara anda dan dia ada selisih pendapat. Mulailah lebih dulu dengan menyetujui dan teruslah menyetujui hal-hal yang juga disetujui oleh mereka. Setujuilah terus dan usahakan supaya akhirnya dia menyadari bahwa anda dan dia mengarah pada tujuan yang sama. Jika ada perbedaan, yang beda itu hanyalah caranya, bukan tujuannya.
Usahakanlah supaya orang lain tersebut terus menerus mengatakan "Ya, ya dan ya" dari awal hingga akhir pembicaraan. Berusahalah sekeras mungkin supaya jangan sampai dia mengatakan "Tidak". Karena jawaban "Tidak" adalah suatu rintangan yang paling sulit untuk diatasi. Jika seseorang telah mengatakan "Tidak", maka ego pribadinya menuntut agar ia tetap pada pendiriannya. Jadi, sekali seseorang mengatakan "Tidak", maka ia akan memepertahankan hal itu. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk mengusahakan agar orang yang kita ajak berbicara tetap bersikap "Ya" dan "Setuju".
Dengan mengatakan "Ya", tidak ada perasaan-perasaan yang menentang. Ia dengan mudah dan ikhlas akan menerima gagasan-gagasan yang sedang kita bicarakan. Oleh karena itu, dengan kita banyak mendapatkan jawaban "Ya", maka makin mudah bagi kita untuk menarik perhatiannya dan mudah baginya untuk menerima usul-usul dari kita.
Socrates dari Athena adalah seseorang yang cerdas dan pandai. Ia telah melakukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh beberapa orang saja di dunia. Socrates telah melakukan perubahan yang hebat sekali dalam alam pikiran manusia. Sekarang, kira-kira 24 abad setelah ia meninggal dunia, ia masih dianggap sebagai ahli filsafat yang sangat ulung, yang karena kekuatannya meyakinkan orang lain banyak memberi pengaruh kepada umat manusia yang saat itu sedang berjuang.
Bagaimana caranya? Ia tidak pernah mengatakan pada orang lain bahwa mereka itu salah. Tidak pernah. Socrates tidak pernah melakukan kesalahan semacam itu. Ia terlalu pintar untuk berbuat hal seperti itu. Metodenya, yang saat ini dinamakan Metode Socrates, adalah berdasarkan kepada usaha untuk selalu mendapatkan jawaban 'Ya, ya dan ya". Ia selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dengan sendirinya kan dijawab dengan jawaban "Ya' oleh lawan bicaranya. Ia terus-menerus bertanya, sehingga lawan bicaranya dengan tak sadar akhirnya menganut keyakinan yang sama dengan Socrates, meskipun sebelumnya telah menentangnya dengan gigih.
Dari apa yang telah dilakukan oleh Socrates, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa jika kita ingin meyakinkan orang lain, maka kita usahakan supaya orang lain tersebut selalu berada dalam keadaan untuk berkata "Ya, ya dan ya". (Sumber : Dale Carnegie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar