Silahkan berkomentar mengenai blog ini atau artikel yang terdapat dalam blog ini. Mohon komentar dengan bahasa yang baik dan benar, serta tiduk menyinggung SARA. trims :)
Mohon maaf juga jika rancangan blog saya ini terlalu Narsis.

My Twitter : @horta_boy_z

Tampilkan postingan dengan label Story. Tampilkan semua postingan

gravatar

Kaisar Dan Benih


KISAH KAISAR DAN BENIH

Ada seorang kaisar di Cina. Ia sudah tua dan merasa sudah waktunya untuk memilih seorang pengganti. Namun ia tidak langsung memilih dari anak-anaknya atau pembantunya tetapi menempuh cara yang berbeda. Ia memanggil semua orang muda di negeri itu. Ia berkata, “Sudah saatnya saya turun tahta dan memilih kaisar baru. Saya memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian.”

Kaisar itu melanjutkan, “Saya akan memberikan pada kalian masing-masing satu benih tanaman. Ini satu benih yang khusus. Pulanglah dan tanamlah benih itu dan peliharalah. Kembalilah setahun lagi dan tunjukkan hasil pekerjaan kalian. Dari tanaman yang kamu bawa saya akan memilih kaisar berikutnya.”

Ada seseorang bernama Ling yang juga ada di situ. Seperti lainnya ia membawa pulang sebuah benih. Ia pulang ke rumah dan menceritakan semuanya kepada ibunya. Ibunya membantunya menyiapkan sebuah pot tanaman dan tanah yang subur, dan Ling pun menanam benihnya dan menyiraminya setiap hari. Setiap hari Ling memeriksa apakah benihnya telah tumbuh.

Setelah tiga minggu, anak-anak muda di situ mulai membicarakan tanamannya yang sudah mulai tumbuh. Namun benih Ling tak pernah tumbuh. Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Tetap tak ada hasil apa-apa.

Setahun akhirnya berlalu dan anak-anak muda itu kembali berkumpul di istana kaisar. Mereka membawa tanaman mereka yang telah tumbuh dengan bunga yang indah-indah. Ling menaruh potnya yang kosong di lantai dan orang-orang menertawakannya.

Kaisar pun masuk dan memeriksa tanaman-tanaman itu. Ling bersembunyi di belakang. Kaisar berkata, “Sungguh tanaman yang indah. Hari ini saya akan memilih salah seorang di antara kalian sebagai kaisar!”

Tiba-tiba kaisar melihat Ling yang sedang bersembunyi di belakang dengan potnya yang kosong. Kaisar memanggilnya untuk maju ke depan. Ling sangat ketakutan. “Kaisar telah tahu saya gagal! Mungkin ia akan menghukum saya!” pikirnya.

Ketika Ling sudah di depan, kaisar bertanya siapa namanya. “Nama saya Ling”, jawabnya. Anak-anak muda lainnya tertawa dan mengolok-oloknya. Kaisar berseru agar mereka tenang lalu ia mengumumkan “Anda telah memiliki kaisar baru, namanya Ling!”

Semua orang tak mempercayainya. Ling tak berhasil menumbuhkan benihnya, bagaimana ia terpilih menjadi kaisar baru?

Kemudian kaisar berkata, “Setahun yang lalu, saya telah memberi pada kalian, masing-masing sebuah benih. Saya perintahkan pada kalian untuk menanam benih itu dan memeliharanya. Tetapi yang kuberikan pada kalian adalah benih yang telah dididihkan dan tidak mungkin tumbuh. Kalian semua, kecuali Ling, membawa tanaman yang telah berbunga. Ketika kalian mendapati benih kalian tidak tumbuh, kalian lalu menggantinya dengan benih lain. Ling satu-satunya yang dengan berani dan jujur membawa pot dengan benih yang saya berikan. Maka ia pantas menjadi kaisar baru!”

Sumber artikel, dari buku:

Dr. Sudarmono, (2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi,

Idea Press, Yogyakarta. Hal. 159-161. ISBN 978-6028-686-402.

***

SELUSIN PERTANYAAN
  1. Mengapa cerita di atas dibuat terlalu sederhana?
  2. Haruskah Ling bersedia menjadi kaisar baru ataukah ia berhak memiliki pilihan lain?
  3. Tidakkah akan lebih mudah baginya menjadi rakyat jelata di negeri lain ketimbang harus menjadi kaisar dan berusaha menyembuhkan masyarakat yang sakit parah itu?
  4. Jika Ling punya pilihan, mana yang harus dipilih? Yang lebih mudah ataukah yang maha berat tanggung jawabnya?
  5. Jika Ling menolak menjadi kaisar, sanggupkah masyarakat yang sakit parah itu menyembuhkan diri mereka sendiri tanpa bantuan Ling?
  6. Siapa yang salah sehingga masyarakat Ling menderita sakit separah itu? Masyarakat, kaisar sendiri, ataukah keduanya?
  7. Jika kemudian Ling bersedia menjadi kaisar tetapi gagal menjadi pemimpin yang sehat dan menyehatkan, siapa lagi yang akan disalahkan? Ling, masyarakat, ataukah kaisar sebelumnya?
  8. Akankah Ling mendapat penghormatan dari masyarakat yang sejak awal telah meremehkannya?
  9. Jika kondisi semakin parah, apakah masyarakat akan mengenang kembali masa-masa stabil selama kepemimpinan kaisar sebelumnya tanpa pernah menyadari (mengakui?) bahwa mereka sendiri turut berperan (sangat?) aktif dalam memperparah penyakit akut itu?
  10. Jika wabah dalam masyarakat itu justru ditularkan oleh kaisar kepada masyarakatnya, pantaskah ia dan keluarganya seenaknya mencuci tangan dan menyerahkan semua tanggung jawab untuk menyembuhkan masyarakat ke pundak Ling? Sementara ia sendiri hanya dikenang sebagai pahlawan berjasa yang dosa-dosanya telah ditebus oleh jasa-jasanya?
  11. Adakah kita dalam kisah di atas? Jika ada, siapakah kita? Kaisar, Ling, ataukah masyarakat yang sakit itu?
  12. Haruskah setiap penulis selalu memberi jawaban sehingga kadang/sering tampak terlalu sok tahu, serta tak boleh ikut bingung dan bertanya?

(Sumber : http://tempatbagibagi.blogspot.com/2011/02/sebuah-kisah-selusin-pertanyaan.html)

Read More...
gravatar

Nyanyian Seorang Kakak

  Seorang ibumuda, Fatimah, sedang mengandung bayi kedua. Sebagaimana layaknya para ibu, Fatimah membantu Yahya, anak pertamanya yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Yahya senag sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya di perut ibunya. Dan, karena Yahya suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih di perut ibunya itu. Tampaknya, Yahya amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.
  Tiba saatnya bagi Fatimah untuk melahirkan. Tapi, sungguh di luar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Yahya dilahirkan, seorang bayi putri yang cantik. Sayang kondisinya begitu buruk, sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Fatimah, "Bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi."
  Fatimah dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Maha Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Allah SWT. Lain halnya dengan kakaknya, Yahya. Sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
  "Umi,...aku mau nyanyi buat adik kecil!" namun ibunya kurang tanggap. "Umi,...aku pengin nyanyi!" namun Fatimah terlalu larut dalam kesedihan dan kekhawatirannya. Yahya bahkan sambil meraung menangis. Fatimah tetap menganggap rengekan Yahya rengekan anak kecil. Lagipula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak. Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Yahya. Baik, setidaknya biar Yahya melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster di depan pintu masuk kamar ICU.
  "Anak kecil dilarang masuk!" Fatimah ragu-ragu, "Tapi, suster......". "Saya tidak mau tahu, ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!" Fatimah menatap tajam suster itu, lalu berkata, "Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Yahya tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Yahya melihat adiknya!" Suster terdiam menatap Yahya dan berkata, "Tapi tidak boleh lebih dari lima menit!"
  Demikianlah, kemudian Yahya dibungkus dengan pakaian khusus dan dibawa masuk ke ruangan ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakaratul maut. Yahya menatap lekat adiknya, lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring, ".....Kau adalah sinar matahari, satu-satunya sinar matahari, kau membuatku bahagia ketika langit yang abu-abu...." Ajaib! Si adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.
  "....Kamu tidak pernah tahu, sayang, berapa banyak aku mencintaimu. Tolong jangan mengambil sinar matahari pergi...." Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Fatimah dengan haru menatapnya dengan tajam dan berkata, "Terus,...terus Yahya! Teruskan sayang!" bisik ibunya. "...Malam, sayang, ketika aku tidur, aku bermimpi, aku memegang tanganmu...". Dan sang adik pun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur.
  "...Aku akan selalu mencintaimu dan membuatmu bahagia, jika kita bisa bersama....". Sang adik kelihatan begitu tenang, sangat tenang. "Lagi sayang!" bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Yahya terus bernyanyi dan adiknya kelihatan semakin tenang, rileks, dan damai, lalu tertidur lelap. Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Yahya dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.
  Suatu hari kemudian, si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah terapi ajaib, dan Fatimah juga suaminya melihatnya sebagai Keajaiban dari Allah SWT.
(emotivasi)

Read More...

Entri Populer